Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu yang banyak di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik secara umum maupun secara khusus. Secara umum matematika di gunakan dalam transaksi perdangangan, pertukangan, dll. Hampir di setiap aspek kehidupan ilmu matematika yang di terapkan. Karena itu matematika mendapat julukan sebagai ratu segala ilmu. Matematika juga mempunyai banyak kelebihan dibanding ilmu pengetahuan lain. Selain sifatnya yang fleksible dan dinamis, matematika juga selalu dapat mengimbangi perkembangan zaman. Terutama di masa sekarang ketika segala sesuatu dapat di lakukan dengan komputer. Matematika menjadi salah satu bahasa program yang efektif dan efisien.
4 komponen penting yang dipelajari dalam matematika adalah:
Matematika terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang yang merupakan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Namun sebagaimana halnya ilmu-ilmu lain seperti biologi, fisika, kimia dll, Ilmu matematika juga memiliki cabang ilmu yang mempelajari bagian-bagian dari ilmu matematika secara khusus.
4 komponen penting yang dipelajari dalam matematika adalah:
- Besaran: macam-macam jenis Bilangan dan teori bilangan
- Ruang: Geometri, Trigonometri, teorema Phytagoras
- Struktur: himpunan, fungsi, kalkulus
- Perubahan: determinasi, fungsi, analysis
Matematika terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang yang merupakan suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Namun sebagaimana halnya ilmu-ilmu lain seperti biologi, fisika, kimia dll, Ilmu matematika juga memiliki cabang ilmu yang mempelajari bagian-bagian dari ilmu matematika secara khusus.
Cabang-cabang ilmu matematika antara lain adalah:
- Aljabar
- Aritmatika
- Geometri
- Statistika
- Probabilitas
- Kalkulus
- Trigonometri
- Matematika Komputasi
- Matematika Aplikasi
- Matematika Ekonomi
- Matematika Diskrit
Matematika pada tingkatan paling rendah hanya berhubungan dengan ilmu hitung, ilmu ukur dan aljabar. Meski begitu, ketiga hal tersebut merupakan dasar dari ilmu matematika yang kemudian di terapkan dalam ilmu-ilmu lain seperti Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Sosiologi, Teknik, Komputer, Ekonomi, Kedokteran dan masih banyak lagi. Semua disiplin ilmu yang ada di dunia ini pasti sedikit banyak membutuhkan matematika.
Ilmu Alamiah Dasar/ Sains
Ilmu alam atau ilmu pengetahuan alam (bahasa Inggris: natural science) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu di mana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun. Orang yang menekuni bidang ilmu pengetahuan alam disebut sebagai Saintis.
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint"
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA).
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat objeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.
Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta).
Psikologi
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.
Merupakan suatu kenyataan karena pengaruh ilmu pengetahuan alam, psikologi dapat diakui sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun akhirnya metode ilmu pengetahuan alam kurang mungkin digunakan seluruhnya terhadap psikologi, disebabkan karena perbedaan dalam obyeknya. Ilmu pengetahuan alam berobyekkan benda-benda mati, sedangkan psikologi berobyekkan manusia yang hidup, sebagai makhluk yang dinamik, makhluk yang berkebudayaan, makhluk yang berkembang dan dapat berubah setiap saat (Abu Ahmadi, 2003:28).
Persamaan metode, yaitu metode induktif. Penyelidikan psikologi sejalan dengan metodologi riset dalam periode hipotesis dan eksperimen, dimana kebenaran diperoleh melalui proses pengajuan hipotesis yang dilanjutkan dengan pengujian melalui eksperimen-eksperimen
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan alam sudah bisa terlihat pada saat psikologi masih menjadi bagian dari filsafat. Dengan ilmu pengetahuan alam, psikologi bisa menjadi ilmu yang berdiri sendiri dan bisa berkembang seperti saat ini.
Untuk biologi, objeknya kehidupan jasmaniah (fisik). Sedangkan untuk psikologi, objeknya kegiatan atau tingkah laku manusia. Menurut Bonner (dalam Sarwono, 1997:17), psikologi merupakan ilmu yang subjektif karena mempelajari pengindraan (sensation) dan persepsi manusia, manusia dianggap sebagai subyek atau pelaku. Sedangkan biologi merupakan ilmu yang objektif yang mempelajari manusia sebagai jasad atau objek. Psikologi mempelajari perilaku secara “molar” (menyeluruh) sedangkan biologi memepelajari perilaku manusia secara “molekular” (bagian-bagian) dari perilaku, berupa gerakan, refleks, dan lain-lain.
Baik psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dari segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan. Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi (Abu Ahmadi, 2003:26).
Pernyataan di atas menjelaskan hubungan psikologi dengan biologi yang sangat erat. Psikologi dan biologi mempunyai obyek yang sama, yaitu manusia. Psikologi membahas manusia pada tingkatan jiwanya/batinnya, sedangkan biologi membahas manusia pada tingkatan jasmaniahnya. Kedua ilmu tersebut saling terkait, seperti dalam hal keturunan
Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta
Kaitan Ilmu Alamiah Dasar dengan Psikologi
Psikologi pada mulanya terpengaruh ilmu alam, namun kini, psikologi menyadari bahwa objek penelitiannya adalah manusia dan tingkah lakunya yang hidup dan selalu berkembang, sedangkan ilmu alam objeknya adalah benda mati. Oleh sebab itu, kini psikologi menggunakan metode “fenomenologi” dengan titik berat gejala kejiwaan. Sebab, psikologi dan ilmu alam berbeda. Ilmu alam meneliti secara “murni” ilmiah menggunakan hukum-hukum alam dan gejala-gejala yang dapat diamati dengan cermat sehingga dapat diperhitungkan, sedangkan psikologi tidak, psikologi manusia bukan ”objek” murni, manusia dipelajari sebagai “subyek” yang aktif, berkembang, dinamis, dan lain-lain
Merupakan suatu kenyataan karena pengaruh ilmu pengetahuan alam, psikologi dapat diakui sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun akhirnya metode ilmu pengetahuan alam kurang mungkin digunakan seluruhnya terhadap psikologi, disebabkan karena perbedaan dalam obyeknya. Ilmu pengetahuan alam berobyekkan benda-benda mati, sedangkan psikologi berobyekkan manusia yang hidup, sebagai makhluk yang dinamik, makhluk yang berkebudayaan, makhluk yang berkembang dan dapat berubah setiap saat (Abu Ahmadi, 2003:28).
Persamaan metode, yaitu metode induktif. Penyelidikan psikologi sejalan dengan metodologi riset dalam periode hipotesis dan eksperimen, dimana kebenaran diperoleh melalui proses pengajuan hipotesis yang dilanjutkan dengan pengujian melalui eksperimen-eksperimen
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan alam sudah bisa terlihat pada saat psikologi masih menjadi bagian dari filsafat. Dengan ilmu pengetahuan alam, psikologi bisa menjadi ilmu yang berdiri sendiri dan bisa berkembang seperti saat ini.
Untuk biologi, objeknya kehidupan jasmaniah (fisik). Sedangkan untuk psikologi, objeknya kegiatan atau tingkah laku manusia. Menurut Bonner (dalam Sarwono, 1997:17), psikologi merupakan ilmu yang subjektif karena mempelajari pengindraan (sensation) dan persepsi manusia, manusia dianggap sebagai subyek atau pelaku. Sedangkan biologi merupakan ilmu yang objektif yang mempelajari manusia sebagai jasad atau objek. Psikologi mempelajari perilaku secara “molar” (menyeluruh) sedangkan biologi memepelajari perilaku manusia secara “molekular” (bagian-bagian) dari perilaku, berupa gerakan, refleks, dan lain-lain.
Baik psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dari segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan. Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi (Abu Ahmadi, 2003:26).
Pernyataan di atas menjelaskan hubungan psikologi dengan biologi yang sangat erat. Psikologi dan biologi mempunyai obyek yang sama, yaitu manusia. Psikologi membahas manusia pada tingkatan jiwanya/batinnya, sedangkan biologi membahas manusia pada tingkatan jasmaniahnya. Kedua ilmu tersebut saling terkait, seperti dalam hal keturunan
Referensi :
Sarwono, Sarlito. 2012. Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta.
http://www.kamusq.com/2013/06/matematika-adalah-pengertian-dan.html?m=1